"Tukang Bubur naik Haji" ya itulah cerita menarik yang paling disukai bapak saya setiap malam setelah sholat Maghrib/Isya'. Film ini menerangkan bahwa sanya Haji Sulam adalah seorang juragan bubur yang tersohor selain karena kaya juga suka menolong sesama apalagi jika ada yang sedang kesusahan. Berbeda dengan seorang haji muhyidin dan istrinya, merpakan sesosok manusia yang sombong dan suka mencela Haji Sulam karena iri terhadapnya.
dari
catatan saya, cerita dalam film ini sangat menarik untuk diambil hikmah
dan pelajarannya karena mengangkat cerita kehidupan yang membuat kita
bisa benar-benar merasakan bagaimana seandainya kita menjadi seorang
Haji Sulam yang selalu dihina, didzolimi, sementara dia sangat baik
sekali pada sesama. Bahkan, dalam beberapa episode, ada seorang karyawan
yang benar-benar mendoliminya, dia tidak pernah memberikan gajinya
kepada istrinya dan selalu bilang belum digaji beberapa bulan, namun dia
ternyata gajinya sagat lancar, bahkan sering kali meminjam kepada Haji
Sulam dengan alasan Anak dan Istrinya sakit. Haji Sulam, sosok pribad
muslim yang patut diambil contohnya, orangnya sabar dan selalu mengasihi
keluarga, dia juga orang yang sangat suka meminta dan memberi maaf
kepada siapapun.
Dari
cerita ini, saya seorang pustakawan mengajak teman-teman pembaca semua,
terutama pustakawan, mari tingkatkan kesabaran kita dalam melayani
user/pengunjung perpustakaan kita layaknya Haji Sulam yang banyak sabar
dan tidak pernah mengeluh, sekalipun ada orang yang selalu dan selalu
mendzaliminya.
0 comments:
Post a Comment