Ha hai, cerita menarik pagi ini,
kali ini ide muncul setelah beberapa waktu lalu membaca status di jejaring
social yang mana menginformasikan adanya lowongan pustakawan dengan standar
gaji lumayan tinggi, dan kedepan bakan diusulkan jadi PNS (jangan keliru ya, DIUSULKAN
lo).
Ada banyak komentar tentang
status ini, karena memang status ini keluar dari orang terpandang di kalangan
orang perpustakaan, oleh karenanya banyak yang mensupportnya apalagi untuk
kepentingan hak seseorang untuk bekerja setelah mendapatkan ijazah.
Beberapa bulan yang lalu,
tapatnya masih di tahun 2012, saya pernah ditelephone oleh orang yang saya
kenal dekat, bahkan kalau dihubungkan dengan keluarga masih tergolong keluarga
sangat dekat sekali menginformasikan bahwa ada 10 kursi PNS kosong dengan
berbagai posisi, sangat menarik memang, apalagi yang dibutuhkan asal mau saja,
dan tentunya mau orangnya sama mau uangnya, hahaha.
Beberapa orang ditawarin, dan
tentunya banyak yang berminat, apalagi dengan waktu yang lumayan cepat, tidak
sampai 2 bulan SK bakalan turun. Saya sendiri, sebagai orang yang masih
menganggap muda, biarpun sudah beranak satu, menilai hal ini merupakan tipu
daya, karena memang setelah info itu muncul, saya kebetulan memiliki kenalan
orang penting yang kebetulan tahu tentang info seperti itu, sehingga ketika dia
bilang tidak ada ya saya langsung percaya saja.
Beberapa hari berjalan, info itu
pun semakin gencar, dengan hanya lima puluh juta, turun harga menjadi empat
puluh juta dan turun lagi hingga menawarkan kepada saya hanya tujuh juta saja. Hal
ini semakin meyakinkan saya akan penipuan yang berkedok jabatan, dan memang
kejadian ini hanya penipuan saja. Beberapa saudara dan teman dekat yang sebelumnya
ditawarin seakan tidak percara karena orang yang menawarkan memanglah orang
terpandang, tapi memang perlu diingat seperti kata bang napi, “kejahatan bukan hanya
karena ada niat dari pelaku, tapi juga karena ada kesempatan, maka, waspadalah,
waspadalah”.
Ini ceritaku, tentang kursi PNS
yang hangat, dan tentunya dicintai semua kalangan, dari konglomerat hingga
bakul donat. Oleh karenanya, bermainlah dengan cantik, agar tidak tertipu
seperti ini.
0 comments:
Post a Comment