Tulisan kali ini berawal saat saya dan keluarga bertamasya
ria ke pulau bali, dimana pulau ini merupakan salah satu pulau yang diagungkan
dinegeri Indonesia kita ini. Pulau bali memang sangat menarik untuk dikunjungi,
bukan karena indahnya tempat pariwisata yang ada, namun juga banyaknya
wisatawan asing yang banyak menggandrunginya, sehingga, meski banyak yang
menobatkan sebagai tempat sejuta maksiat, namun jika kita bisa memaknai dengan
kejernihan akal, maka arti sejuta maksiat tersebut tidaklah begitu nista maknanya.
Pulau bali, menjadi tempat leburan keluarga, sebelumnya saya
sendiri sudah memikirkan masak-masak terkait resiko yang nantinya dialami
sepulang dari lokasi yang tersebut, tidak heran, karena di bali banyak sekali
wisatawan asing yang berbusana minim, atau bisa dibilang bugil. Bagi anak-anak,
kondisi seperti ini memang sangat kurang baik, namun jika kita bisa menjelaskan
tetang segi positif dan negatifnya, maka anakpun pasti akan memahaminya.
Bagi saya, bugil memang merupakan perilaku yang tidak boleh ditiru
oleh orang Indonesia, apapun agamanya. Karena memang ketika saya berada di
bali, saya tidak menjumpai orang Indonesia yang berbusana ala wisatawan asing
yang memakai alakadarnya saja.
Dari beberapa hari berlibur ke tanah bali, ada beberapa hal
yang menarik dan perlu saya ceritakan tentang perilaku wisatawan asing yang
disana tidak saya jumpai orang Indonesia, yakni membaca. Saat saya menyebrang
lautan, kebetulan sekali saya duduk bersebelahan dengan wisatawan asal Australi,
karena saya bersama anak saya yang masih berusia 18 bulan, dan tentunya suka
jalan kesana kemari menghampiri wisatawan tersebut sehingga saya dan keluarga
mereka seperti layaknya teman yang sudah kenal lama saat ngobrol, disela-sela
perbincangan kami, ditangan mereka selalu memegang buku, dimana saat lengang
mereka langsung membuka buku dan membacanya. Hebat sekali saya bilang, namun
mereka menjawabnya, hal seperti itu biasa dilakukan olah masyarakat didaerahnya
(Australia).
Dari perbincangan yang berjalan, mereka sangat mengagumi tempat
wisata di Indonesia, oleh karenanya mereka memiliki beberapa acuan, ketika
mereka ingin hanya sekedar berwisata tanpa mengedepankan pendidikan, mereka datang
kebali, namun jika mereka ingin mengenalkan pendidikan sekaligus berwisata,
maka mereka mengajak anak mereka ke Yogyakarta.
Bagaimana dengan anda?
0 comments:
Post a Comment