Shelving di perpustakaan merupaka kegiatan menata kembali koleksi buku yang telah digunakan oleh pemakai dan biasanya selain buku yang telah dipinjam, kondisi buku dirak pun berantakan, apalagi kalo diperpustakaan sekolah dasar atau menengah, oleh karenanya sangat perlu sekali untuk menata kembali sebelum digunakan dihari berikutnya.
Secara umum, kondisi penataan koleksi diperpustakaan kita menggunakan sistem DDC yang dikelompokan menjadi sepuluh kelas utama, yang mana dengan sepuluh itu secara otomatis koleksi yang ada akan tebagi sesuai kelasnya masing-masing. Namun, kalau kita masuk lebih jauh menangani masalah penataan dirak, biasanya urutan kelasnya disesuaikan dengan kelas masing masing, misalnya kelas 000-100 dirak 1, kelas 200-300 dirak 2 dan seterusnya. kondisi seperti ini sangat umum sekali dilakukan oleh perpustkaan kita, namun kalau kita tahu ternyata pemisahan koleksi dengan sistem rak membuat rak kita spacenya tidak seimbang, misalkan untuk koleksi golongan 100 hanya 50 buku, sedangkan golongan 500 mencapai ribuan buku, maka dengan pemisahan per rak kondisinya sangat tidak menguntungkan bagi golongan 500, meskipun ada penambahan rak.
Ada beberapa solusi agar kondisi pennataan dirak bisa seimbang, yakni penataan yang tidak mengunakan tempat, artinya tidak menggunakan pemisahan seperti diatas, sehingga misalnya dalam sebuah perpustakaan ada delapan rak yang ditata menjadi 2 baris, perbarisnya ada 4 rak, maka penataan yang baik untuk kondisi ini dimulai dari rak bagian belakang kiri posisi wajah kiri (rak 1) juga untuk golongan 000 dan dilanjutkan pada rak depannya wajah kiri (rak 2), kemudian rak kedua wajah kanan, rak ke satu wajah kanan, dan seterusnya, sehingga akan tergambar seperti ular yang membelok-belo.
Penataan dirak memang salah satu daya tarik pengunjung, semakin mudak pengunjung mendapatkan yang diinginkannya maka semakin banyak yang menyukainya, oleh karenanya jangan pernah meremehkan model penataan koleksi buku yang ada.
0 comments:
Post a Comment