Dampak Reformasi Sekolah Terhadap Peningkatan Peran Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar

Peningkatan kualitas pendidikan dilakukan terus menerus, searah dengan perubahan kebutuhan manusia. World Bank menyatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam perbaikan pendidikan dibutuhkan waktu yang lama dan dari 21 negara yang didata rata-rata membutuhkan waktu antara 15-20 tahun. Reformasi sekolah merupakan kebijakan yang mengarah pada desentralization, marketzation, accountability, managerialisme, dan professionalism.

Dengan adanya reformasi pendidikan di sekolah, menjadikan perpustakaan bukan sekedar pelengkap dari institusi sekolah, melainkan menjadi penunjang proses pembelajaran sehingga memiliki posisi yang strategis terutama dalam membantu sekolah dalam menghasilkan out put yang berkualitas dan memiliki daya saing. Beberapa kebijakan dalam reformasi sekolah yang berdampak pada peningkatan peran perpustakaan sebagai sumber belajar adalah : (1) peningkatan kualitas pendidikan melalui perbaikan dan perubahan kurikulum (improvement and change of curiculum), (2) peningkatan kualitas pendidikan melalui perbaikan kinerja guru, (3) peningkatan kualitas pendidikan melalui pembangunan budaya (cultural development)


Upaya peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya dilakukan oleh negara-negara berkembang saja, tetapi juga dilakukan oleh negara maju. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan upaya yang dilakukan terus menerus, tidak pernah berhenti searah dengan perubahan kebutuhan manusia (Unru & Alexander dalam Murbojono, 2007). World Bank menyatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam perbaikan pendidikan dibutuhkan waktu yang lama dan dari 21 negara yang didata rata-rata membutuhkan waktu antara 15-20 tahun (Per Dalin, 1994).

Reformasi atau perbaikan pada sejumlah negara mengalami peningkatan besar pada akhir abad ke dua puluh, karena pengaruh dari perubahan kebijakan yang mengarah pada desentralization, marketzation, accountability, managerialisme, dan profesionalism (Zaten, 2002).

Esensi dari desentralisasi bidang pendidikan adalah otoritas dalam pengambilan keputusan diberikan sepenuhnya kepada sekolah , termasuk di dalamnya melakukan perbaikan pendidikan. Desentralisasi pendidikan di Indonesia mulai dicobakan sejak tahun 1998, ketika Bank Dunia merekomendasikan perlunya pemberian otonomi kepada sekolah untuk merekoveri krisis (Mulyasa, 2002). Singapura telah melaksanakan otonomi sekolah sejak tahun 1994, sehingga pada tahun2000 berhasil menduduki peringkat ke tiga pada skala internasional di bidang matematika dan Sain (Shape & Gopinathan, 2002). Marketization menghendaki perubahan pendidikan berorientasi pasar. Tuntutan pasar terhadap pendidikan antara lain berupa : relevansi, kualitas produk, dan layanan yang memuaskan pelanggan (Salis, 2006). Realisasinya sekolah harus mengubah kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja, menghasilkan lulusan dengan kualitas tinggi, dan memberikan pelayanan optimal kepada para pelanggan, baik internal maupun eksternal, seperti guru, siswa, orang tua dan masyarakat. Akuntabilitas adalah bentuk pertanggung jawaban yang harus dilakukan sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan.

Laporan prestasi sekolah yang diberikan kepada stakeholder hendaknya dapat memacu kinerja sekolah dalam melakukan perbaikan terutama pada kualitas proses pendidikan. Profesionalisme dalam menjalankan manajemen pendidikan sekolah dilakukan melalui penerapan pelayanan prima yang berorientasi kepada kepuasan semua pihak. Dengan penerapan manajemen mutu total mengharuskan sekolah menata kembali implementasi manajemen pada tataran dan pelaksanaan pembelajaran yang mengarah pada kualitas. Pelaksanaan reformasi pendidikan berdampak positif bagi perpustakaan sekolah karena perpustakaan sekolah merupakan salah satu objek peningkatan sarana dan prasarana pendidikan terutama sesuai dengan fungsinya sebagai sumber belajar dan pusat formasi serta penunjang proses pembelajaran.

Dengan adanya reformasi pendidikan di sekolah, jelas akan menjadikan perpustakaan bukan sekedar pelengkap dari institusi sekolah, melainkan menjadi penunjang proses pembelajaran sehingga memiliki posisi yang strategis terutama dalam membantu sekolah dalam menghasilkan out put yang berkualitas dan memiliki daya saing.

Permasalahannya adalah aspek-aspek saja yang harus direformasi di sekolah terutama yang menyangkut peningkatan kualitas dan bagaimana dampaknya terhadap perpustakaan sekolah ?. Tulisan ini berusaha untuk memberikan sumbangan pikiran dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan dan dampaknya terhadap perpustakaan sekolah.


Oleh: Hari Santoso (Pustakawan Universitas Negeri Malang)

0 comments:

Post a Comment

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2012 Media Perpustakaan Seo Elite by Bro | Blogger Templates