Pelayanan Perpustakaan Dengan Berbagai Karakter Manusia

Sebelum kita membahas berbagai karakter manusia, terlebih dahulu kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan manusia adalah mahluk individu ciptaan Tuhan yang diberi akal, pikiran yang sempurna. Seperti kita ketahui bersama bahwa perpustakaan hampir tidak pernah lepas hubungannya dengan buku dan manusia. Perpustakaan yang memang berfungsi untuk melayani berbagai kebutuhan manusia dalam mencari informasi memang dituntut untuk selalu bisa memberikan apa saja yang dibutuhkan oleh para manusia pencari informasi yang dalam hal ini pasti memiliki berbagai macam karakter. Kita mengenal berbagai macam jenis perpustakaan, dan dari setiap jenis perpustakaan pasti memiliki pengunjung (pencari informasi) dari tingkat sosial yang berbeda. Tapi terlepas dari tingkat sosial, siapapun manusia itu pasti memiliki karakter/sifat/watak yang terbentuk seiring dengan perjalanan hidupnya.

Jika kita bicara tentang bentuk pelayanan perpustakaan maka otomatis kita bicara tentang yang melayani dan yang dilayani yang keduanya adalah manusia. Namun sebagai manusia yang melayani, dalam hal ini adalah Pustakawan mungkin lebih dituntut untuk bisa memahami karakter dari pihak yang dilayani (pengunjung). Karakter pengunjung mungkin tidak bisa kita ketahui dengan sekali melihat atau bertemu, tapi bisa kita pahami dengan seringnya kita bertemu dengan manusia/orang tersebut atau bisa juga kita ketahui melalui informasi yang diberikan oleh orang lain. Setiap hari dalam tugasnya seorang Pustakawan hampir bisa dipastikan hapal dengan karakter pengunjung yang sering datang. Jadi jika terjadi suatu permasalahan dalam bentuk pelayanan dan peminjaman buku bisa diatasi dengan pendekatan/pemahaman masing-masing orang/manusia tersebut.

Sebagai contoh misalkan dalam perpustakaan sekolah karakter peminjam yang teledor, dia mungkin kurang bisa menjaga buku/bahan perpustakaan yang dia baca/pinjam sehingga buku/bahan perpustakaan itu menjadi kotor atau mungkin terjadi kerusakan, sebagai Pustakawan harus bisa menyampaikan mungkin dengan perkataan “Tolong ya De, buku ini dijaga dengan baik agar tidak cepat rusak”.

Ada juga karakter pengunjung yang perusak, dia dengan seenaknya menggunting/merobek buku/majalah untuk kepentingan dia. Sebagai Pustakawan harus lebih tegas menyampaikan “De, perpustakaan ini digunakan untuk banyak orang, jadi kami mohon untuk tidak merusak buku/bahan perpustakaan disini, karena mungkin masih banyak orang yang membutuhkan informasi dari buku/ bahan perpustakaan yang sudah adik rusak ini”.

Tapi jika ada pengunjung yang mempunyai karakter yang baik/rapi sehingga dia bisa menjaga buku/bahan perpustakaan yang dia baca atau dipinjam sebagai Pustakawan juga tidak ada salahnya menyampaikan kata sebagai penghormatan seperti misalkan “ Terima kasih De, sudah menjaga buku/bahan perpustakaan ini dengan baik semoga bisa menjadi contoh bagi yang lain”.

Ada juga pengunjung yang malu-malu sehingga petugas perpustakaan harus menyapa terlebih dahulu atau menanyakan apa yang dia butuhkan, misalkan menyapa dengan “Selamat siang De, ada yang bisa saya bantu? Mau mencari buku apa?” tapi ada juga pengunjung yang suka diajak bicara atau bahkan mungkin pengunjung yang selalu ingin dilayani cepat dan tidak suka berbasa-basi.

Oleh sebab itu, Pustakawan memang sangat dituntut untuk bisa memahami berbagai karakter manusia, untuk membantu kelancaran dalam tugasnya.

Dengan demikian secara tidak langsung Pustakawan sudah mempelajari tingkah laku manusia (ilmu psikologi), karena manusia memang terdapat aspek pribadi yang khas, unik, lain dari pada yang lain yang membedakaan satu individu dengan individu yang lainnya. Dan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia ini, dapat diterapkan dalam segala bidang kehidupan manusia tanpa kita sadari.

Oleh : Neni Chrisdiana (Mahasiswa D2 UT)

0 comments:

Post a Comment

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2012 Media Perpustakaan Seo Elite by Bro | Blogger Templates