Pustakawan : Perpustakaan itu tempat (ku) berjuang



Banyak hal yang medasari adanya perpustakaan, ada yang bilang susah membangun perpustakaan, namun dilain pihak menggampangkannya. Pada dasarnya, perpustakaan itu mudah, hanya saja yang membuat sulit adalah bunga rampainya, misalnya, harus ada gedung, ada tempat koleksi, ada koleksi dan tentunya ada SDM yang menggerakannya.

Akhir-akhir ini dibeberapa wilayah tersebar diseluruh penjuru Indonesia ada beberapa info menarik terkait perpustakaan, yaitu bakal adanya calon-calon pustakawan yang banyak ditentang oleh sesama calon pustakawan lainya.

Di Yogyakarta, tepatnya  ada beberapa kampus besar yang menyelenggarakan jurusan perpustakaan, baik tingkat Diploma maupun  Sarjana. Menariknya, ada salah satu kampus lain yang kemudian ikut membukanya namun dengan tingkat dibawahnya, yakni Diploma II, awal mula konon ceritanya memang ada beberapa dosen yang ikut menjadi Tutor atau bahasa kerennya Dosen, namun karena  mungkin peluang Diploma II semakin lama semakin kecil mendapatkan mahasiswa, kesempatan menjadi tiutor pun menipis. Oleh karenanya kemudian berpaling untuk mennyelenggarakan jurusan perpustakaan tingkat sarjana.

Saat dicetuskannya tingkat sarjana, memang langsung banyak mendapat respon miring dari beberapa mahasiswa yang sejurusan, karena memang berbeda hampir seratus persen terkait pembelajarannya. Bayangkan saja, untuk kelas regular, mereka harus menempuh pembelajaran yang sangat padat, namun berbeda dengan universitas yang baru membukanya, yakni pembelajarannya dengan sistem jarak jauh, tatap muka dengan tutor (dosen) hanya jika diperlukan saja atau kalau ada permintaan mahasiswa, kalau tidak ada permintaan ya tentunya tidak ada perpukuliahan. Intinya, mahasiswa saat awal semester, kemudian membayar registrasi mata kuliah yang diambil, kemudian beberapa bulan kemudian langsung ujian.

Adanya kasus diatas, menurut beberpa mahasiswa yang telah terlanjur menempuh regular, memang program seperti ini banyak menuai kekurangan, bayangkan saja mahasiswa regular saja yang hampir tiap hari dicekoki materi banyak yang kurang paham tentang dunia perpustakaan, apalagi kalau tidak ada perkuliahan sama sekali. Hal ini kemungkinan besar yang bisa merusak reputasi pustakawan, bayangkan saja, dulu, pustakawan hampir semuanya beranggapan hanya orang buangan, akhir-akhir ini, adanya pustakawan baik tingkat diploma maupun sarjana yang memiliki pengalaman cukup membantu menghilangkan citra jelek tersebut, andaikata para pustakawan tidaklah professional dengan pengalamannya, mungkin citra buruk itu tidak akan sirna, namun kenyatannya, mungkin adanya universitas yang membuka jurusan yang sama dengan sistem belajar mandiri, jika nantinya mahasiswa tersebut tidaklah serajin atau minimal sebanding dengan mahasiswa yang regular, maka, jangan salahkan jika citra pustakawan akan kembali selayaknya SDM buangan.

0 comments:

Post a Comment

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2012 Media Perpustakaan Seo Elite by Bro | Blogger Templates